SIBERDBN.COM, BARITO KUALA – Wakil Menteri Transmigrasi Republik Indonesia (RI), Viva Yoga Mauladi, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Barito Kuala (Batola), Rabu (20/8/2025). Dalam agenda tersebut, ia mengikuti panen raya padi dan jeruk di kawasan transmigrasi Desa Cahaya Baru.
Meski diguyur hujan, Viva Yoga ikut turun langsung memanen padi dan jeruk bersama petani. Ia juga mencoba mengoperasikan traktor di sawah. Menurutnya, panen kali ini mencakup 326 hektare padi dan 60 hektare jeruk.
“Kawasan transmigrasi sebagian besar di Indonesia kini menjadi lumbung pangan nasional, sesuai dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kedaulatan pangan,” ujar Viva Yoga.
BACA JUGA : Waduh ! Digugat Jusuf Hamka Rp120 T, Hary Tanoesoedibjo Terancam Bangkrut
Ia menegaskan, Kementerian Transmigrasi berkomitmen menjadikan kawasan transmigrasi sebagai sentra produksi beras nasional.
“Kalau kerja sama lintas kementerian berjalan intensif, kita optimis bisa meningkatkan produktivitas pertanian sehingga tahun depan tidak perlu impor lagi,” tambahnya.
Viva Yoga juga menyebut Kabupaten Barito Kuala termasuk salah satu dari 154 kawasan transmigrasi prioritas nasional.
“Kami ingin kawasan transmigrasi menjadi basis strategi pembangunan nasional, mengembangkan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan lokal,” tegasnya.
BACA JUGA : Jurnalis Kalsel FC Boyong Piala Bergilir Trio Motor Cup 2025
Selain panen raya, Kementerian Transmigrasi turut menyalurkan bantuan sebesar Rp4,8 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan toilet sekolah, sistem air bersih (SAB), rehabilitasi sekolah, serta peningkatan jalan desa dan jalan usaha tani.
Sementara itu, Bupati Barito Kuala, H Bahrul Ilmi, menyambut baik dukungan pemerintah pusat tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wakil Menteri Transmigrasi ke Batola.
“Kami berharap program-program dari kementerian, khususnya transmigrasi, bisa terlaksana efektif. Semoga Batola menjadi kabupaten terbaik dalam mendukung ketahanan pangan,” pungkasnya.
Editor : Tim Redaksi
Comment