Perkuat Pertahanan Udara, Indonesia Beli 48 Jet Siluman KAAN dari Turki

3 Min Read
Jet Siluman KAAN. Foto: IG @turkishaerospace

SIBERDBN.COM, JAKARTA – Indonesia resmi menjadi negara pertama di luar Turki yang akan mengoperasikan jet tempur generasi kelima KAAN. Kesepakatan strategis senilai US$10 miliar atau sekitar Rp157 triliun ini ditandatangani dalam ajang International Defence Industry Fair (IDEF) 2025 di Istanbul, Turki.

Perjanjian tersebut melibatkan Turkish Aerospace Industries (TAI) dan dua perusahaan Indonesia, yakni PT Dirgantara Indonesia dan PT Republik Aero Dirgantara. Tak hanya mencakup pembelian 48 unit pesawat tempur, kesepakatan ini juga meliputi transfer teknologi, kerja sama produksi, pengembangan industri pertahanan dalam negeri, serta pembangunan fasilitas manufaktur dan perawatan di Indonesia.

Presiden Industri Pertahanan Turki, Haluk Gorgun, menyebut perjanjian ini sebagai tonggak penting dalam hubungan strategis kedua negara.

“Kami bangga menyaksikan momen bersejarah ini. Turki berkomitmen mendukung pengembangan industri kedirgantaraan Indonesia,” kata Gorgun, dikutip dari Defence Security Asia, Senin (28/7/2025) kemarin.

Jet tempur KAAN, sebelumnya dikenal sebagai TF-X atau Milli Muharip Uçak (MMU), merupakan pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk menjalankan misi multirole di wilayah udara berisiko tinggi.

Jet ini dilengkapi dengan kemampuan siluman (stealth), senjata internal, sistem peperangan elektronik berbasis jaringan, serta perlindungan terhadap rudal modern. Penerbangan perdana KAAN dilakukan pada Februari 2024, dan produksi massal dijadwalkan dimulai pada 2028.

KAAN juga menjadi simbol kemandirian pertahanan Turki setelah negara tersebut dikeluarkan dari program jet tempur F-35 oleh Amerika Serikat akibat pembelian sistem pertahanan udara Rusia, S-400.

Indonesia Beli 48 Jet Siluman KAAN dari Turki.

Dari sisi Indonesia, kerja sama ini menandai lompatan besar dalam modernisasi pertahanan udara. Jet tempur KAAN akan memperkuat inventaris TNI AU, sekaligus menciptakan era baru kekuatan udara nasional di tengah dinamika geopolitik kawasan, terutama di wilayah Laut Cina Selatan.

Sebagian besar pesawat KAAN akan dirakit di Indonesia, sementara mesinnya tetap diproduksi di Turki. Pembangunan fasilitas lokal untuk pemeliharaan dan operasional jangka panjang juga menjadi bagian dari paket kerja sama tersebut.

Turki sendiri menargetkan produksi dua unit KAAN per bulan pada 2029, dengan potensi pendapatan tahunan mencapai US$2,4 miliar. Jet ini direncanakan untuk menggantikan lebih dari 200 unit F-16 milik Angkatan Udara Turki.

Langkah ini melengkapi pengadaan jet tempur Rafale buatan Prancis yang lebih dulu dipesan Indonesia pada 2022. Sebanyak 42 unit Rafale generasi 4.5 dibeli senilai US$8,1 miliar dan dijadwalkan mulai dikirim pada 2026.

Dengan akuisisi KAAN dan Rafale, Indonesia memperluas portofolio pertahanan udaranya dan mengurangi ketergantungan pada pemasok dari Barat maupun Rusia.

Sementara itu, Direktur Proyek Desain Kapal Perang Turki, Albay Ucar, menyatakan bahwa varian angkatan laut dari KAAN tengah dikaji agar dapat dioperasikan di kapal induk masa depan Turki, yaitu MUGEM (Milli Ucak Gemisi).

Sumber : IDNFinancials.com/Defencescurityasia

Editor : Tim Redaksi

 

 

Share This Article
8 Comments
Exit mobile version